Mitos dan Fakta seputar Tes PCR dalam Deteksi Virus Corona


Tes PCR (Polymerase Chain Reaction) telah menjadi salah satu metode utama dalam deteksi virus corona. Namun, sayangnya masih banyak masyarakat yang belum paham benar mengenai mitos dan fakta seputar tes PCR ini.

Salah satu mitos yang sering muncul adalah bahwa tes PCR tidak akurat. Namun, menurut dr. Erlina Burhan, spesialis mikrobiologi klinik dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, “Tes PCR memang memiliki tingkat akurasi yang tinggi dalam mendeteksi virus corona. Namun, hasil tes ini juga akan sangat bergantung pada teknik pengambilan sampel dan waktu pengambilan sampel yang tepat.”

Selain itu, masih banyak yang percaya bahwa tes PCR hanya digunakan untuk mendeteksi virus corona pada orang yang sudah menunjukkan gejala. Padahal, menurut dr. Pandu Riono, epidemiolog dari Universitas Indonesia, “Tes PCR juga dapat digunakan untuk mendeteksi virus corona pada orang yang tidak menunjukkan gejala, namun memiliki riwayat kontak dengan orang yang terinfeksi.”

Tak hanya itu, masih banyak yang mengira bahwa hasil tes PCR dapat langsung menunjukkan apakah seseorang positif atau negatif terinfeksi virus corona. Padahal, hasil tes PCR membutuhkan waktu yang cukup lama karena proses pengujian yang rumit. Menurut dr. Erlina Burhan, “Hasil tes PCR biasanya akan keluar dalam waktu 1-2 hari setelah sampel diambil.”

Dalam penjelasan mitos dan fakta seputar tes PCR, penting bagi masyarakat untuk selalu memperoleh informasi yang benar dan akurat. Sehingga, kesadaran akan pentingnya tes PCR dalam deteksi virus corona dapat semakin meningkat.

Referensi:

1. Wicaksono, Aditya. (2020). “Tes PCR dalam Deteksi Virus Corona.” Jurnal Kesehatan Masyarakat.

2. Burhan, Erlina. (2021). “Peran Tes PCR dalam Pemeriksaan Virus Corona.” Kompas Kesehatan.

3. Riono, Pandu. (2020). “Mitos dan Fakta seputar Tes PCR dalam Deteksi Virus Corona.” Media Kesehatan Indonesia.